
BANTUL, GAPTACYBER.COM - Siapa sangka limbah minyak goreng yang biasanya hanya mengotori saluran air kini bisa menjelma menjadi sumber penghasilan? Kreativitas Mahasiswa KKN UAD Sulap Limbah Menjadi Karya Bernilai Jual emas.
Inilah yang terjadi di Dusun Bergan, Desa Wijirejo, Pandak, Bantul, ketika mahasiswa KKN Reguler VIII.B.3 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) membawa inovasi mengubah minyak jelantah menjadi lilin hias bernilai ekonomi.
"Sebelumnya kami bingung dengan minyak bekas ini. Dibuang ke selokan mencemari lingkungan, disimpan juga tidak ada gunanya. Sekarang kami jadi tahu cara mengolahnya menjadi sesuatu yang cantik dan bisa dijual," ujar Ibu Sri, salah satu peserta yang sumringah menunjukkan hasil karyanya.
Rumah Ketua Dusun Bergan mendadak ramai pada Sabtu (8/2/2025) saat 50 warga berkumpul, mulai dari ibu-ibu PKK yang antusias, bapak-bapak yang penasaran, hingga anak-anak muda Karang Taruna yang bersemangat belajar. Ruangan yang biasanya sepi kini dipenuhi gelak tawa dan diskusi seru tentang berbagai bentuk dan warna lilin yang bisa diciptakan.
"Yang membuat kami terkesan, warga tidak hanya sekadar ikut pelatihan. Mereka sudah mulai berpikir ke depan, membicarakan kemasan yang menarik, hingga strategi pemasaran produk," kata Yuli, Ketua Tim KKN UAD, dengan mata berbinar melihat respons positif warga.
Ibu Yuli, Ketua PKK Dusun Bergan, bahkan sudah membayangkan produk mereka dipajang di toko-toko suvenir. "Kami berencana membuat berbagai model lilin hias, dari bentuk tradisional hingga modern. Apalagi menjelang hari raya, permintaan lilin hias biasanya meningkat," jelasnya optimis.
Tak hanya mengajarkan teknik pembuatan, mahasiswa KKN juga berbagi tips branding dan pemasaran digital. "Bayangkan, dari limbah yang tadinya tidak bernilai, kini bisa menjadi produk cantik yang ramah lingkungan dan menghasilkan rupiah. Ini bukti bahwa dengan kreativitas, masalah lingkungan bisa diubah menjadi peluang ekonomi," tambah Naufal, Ketua KKN Unit VII.B.3.
Program ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi perguruan tinggi dan masyarakat bisa melahirkan solusi kreatif yang bermanfaat ganda: menyelamatkan lingkungan sekaligus memberdayakan ekonomi warga. Dari sebuah limbah yang kerap dianggap sampah, kini lahir secercah harapan dan sumber pendapatan baru bagi warga Dusun Bergan. (Rudi Dewanto#GC)