Pekerjaan yang di mulai bulan Maret tersebut saat ini sudah selesai 100%. Akan tetapi timbul keanehan berdasarkan konfermasi dengan penanggung jawab kerja rehabilitasi kolam BBI via WhatsApp. Rusalan meyampaikan bahwa selama pekerjaan ini dirinya belum menerima uang Muka untuk pembiayaan bangunan rehabilitasi Kolam tersebut.
"Kami dari awal sampai saat ini pekerjaan sudah selsai 100%. Tapi kami belum menerima sepeserpun uang muka dari dinas kelatutan dan perikanan (DKP) Kabupaten Kaur, Saat ini masih peroses pengajuan pencairan dana", jelas Rusalan.
Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar, Kenapa ada bangunan yang menggunakan anggaran DAK tapi uang tidak di berikan ke kontraktor? Kalau memang belum siap kenapa di paksakan pekerjaan di percepat?
Sedangkan di dinas lain yang ada di kabupaten Kaur kegiatan pembangunan Fisik semua masih dalam tahap lelang dan tanda tangan kontrak di bulam mei.
Menurut Kabid perikanan Riki menjelelaskan bahwa semua sudah sesuai dengan tahap peroses lelang melalui ULP, terkaiat keterlambatan pencairan anggaran saat ini sudah di ajukan ke KPPN Bengkulu Selatan dan secepatnya masuk kasda.
"Sudah melalui peroses lelang di ULP dan tentu kami tidak berani memulai pekerjaan kalau belum lelang. Kalau masalah Pencairan dana anggaranya masih di usulkan ke KPPN manna dan secepatnya masuk kas Daerah" jelas Riki.
Kecepatan pembangunan yang di lakukan oleh dinas perikanan dan kelautan kabupaten Kaur patut di aprisiasi, begitu juga dengan kontraktornya yang siap menyelesaikan pekerjaan dahulu baru menanyakan Dana anggaranya. Akan tetapi kualitas bangunan perlu diperhatikan. Karena saat peroses pembangunan Kami menemukan matrial kerokos campur seplit di lokasi. (Bim)
