Alasan tudingan itu, karena tidak membuat Papan Proyek di lokasi pekerjaan.
Pak Situmeang yang mengerjakan pengelasan menyebut, bahwa dirinya hanyalah pekerja.
Tidak mengetahui berapa dana yang di alokasikan untuk proyek tersebut, saya hanya pekerja pak tidak tau masalah Anggaran Proyek, katanya.
Jembatan yang dikerjakan diharapkan dapat memperlancar Angkutan Hasil Bumi dari lahan pertanian masyarakat. Semula Jembatan dimaksud terbuat dari lantai kayu dan sekarang lantai nya dibuat dari plat besi.
Kepala Desa (Kades) Unte Mungkur Tiga Mangadi Purba ketika dikonfirmasi di rumahnya mengatakan, " Memang belum datang Papan Informasi dari Dinas PMD Tapteng ujarnya", dan lupa Pagu Proyek yang nilainya ratusan juta rupiah.
Ditanya mengenai pengelolaan Dana Desa (DD) Tahun 2020 yaitu tentang peningkatan pendidikan Aparat Desa dan Kades dari jumlah 159 Desa se-Tapteng yang jumlah mencapai Rp. 9.655 000.000,- ( sembilan milyar enam ratus lima puluh lima juta).
Menjawab pertanyaan itu Kades bingung tidak tau menjawab, sebab pada tahun 2020 terjadi pandemi covit 19 corona, sehingga anak sekolah pun belajar Daring, kuat dugaan bahwa kegiatan di maksud di duga tidak realisasi akibat Covid-19 saat itu.
Juga pembangunan Tower Internet di setiap Desa yang menelan DD Rp. 103 juta untuk satu buah Tower, dan tagihan internet setiap bulan nya.
Mangadi mengatakan: "Internet kami berfungsi sampai sekarang, dan biaya ditagih setiap bulan Rp. 2500.000 (dua juta lima ratus ribu) dan yang melakukan penagihan saya lupa namanya, ungkapnya.
Yang membuat Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) setiap bulan adalah Pendamping Desa langsung, akunya.
Sementara Sekretaris Desa (Sekdes) Desa Unte Mungkur Tiga, Pak Hutabarat turut mengaminkan bahwa pendamping DD dari Kementerian Desa langsung, namun menurut pantauan Media Oknum Pendamping dimaksud adalah Pegawai dari Dinas PMD Tapteng.
Media GAPTA CYBER COM dan GAPTA TV akan terus mengawal penggunaan DD Tapteng. (Herbert Roberto Sitohang)