Iklan

terkini

RA Kartini, Sang Pahlawan Nasional Pejuang Emansipasi Wanita

Staff Redaksi GAPTA Cyber
4/21/24, 17:39 WIB Viewer Today Last Updated 2024-06-27T07:26:45Z

Tapteng, Gaptacyber.com - Raden Ajeng Kartini dikenang melalui peringatan Hari Kartini pada 21 April. Merupakan Pahlawan Nasional memperjuangkan hak-hak Wanita lewat pemikiran kritisnya.


Hari Kartini diperingati pada 21 April merujuk pada hari kelahiran RA Kartini. Hari tersebut mulai diperingati pada 21 April 1964. (Mengutip laman Badan Litbang Diklat Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI).


Peringatan Hari Kartini ditetapkan secara resmi Keputusan Presiden RI No.108 Tahun 1964. Keputusan ditandatangani tanggal 2 Mei 1964, yang didalamnya juga memuat penetapan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.


Tujuan peringatan Hari Kartini adalah untuk memperingati dan menghormati perjuangan RA Kartini untuk mewujudkan kesetaraan kesempatan antara Laki-laki dan Perempuan di era modern, terutama dalam bidang pendidikan.


Kartini lahir pada 21 April 1879 di Mayong, sebuah kota kecil yang masuk dalam wilayah Karesidenan Jepara. 


Pejuang emansipasi Wanita ini lahir dalam lingkungan keluarga priyayi dan bangsawan, karena itu ia berhak menambahkan gelar Raden Ajeng (RA) di depan namanya.


Kartini lahir dari Pasangan Raden Mas (RM) Sosroningrat dan Mas Ajeng Ngasirah. Ayahnya, RM Sosroningrat, merupakan anak dari Pangeran Ario (PA) Tjondronegoro IV. Dilihat dari silsilah keluarga, masih keturunan dari Prabu Brawijaya Raja Majapahit terakhir.


Ibu, Mas Ajeng Ngasirah merupakan anak dari pasangan Kyai Haji Modirono dan Nyai Haji Siti Aminah. 


Mas Ajeng Ngasirah merupakan Perempuan Desa yang memiliki kedudukan terhormat di tengah masyarakat karena bapaknya merupakan ulama di Desa Teluk Awur, Jepara.


Ayah dan Ibu Kartini menikah pada tahun 1872. Namun, sang Ayah menikah lagi dengan Raden Ajeng Woerjan atau Moerjam, puteri Bupati Jepara pada 1875.


Meskipun Ibu dari RA Kartini merupakan istri pertama, namun bukanlah istri utama. Kedudukan Raden Ajeng Woerjan sebagai keluarga bangsawan menjadikannya sebagai isteri utama RM Sosroningrat yang disebut dengan garwa padmi atau raden ayu. Tugasnya mendampingi suami pada saat upacara-upacara resmi.


Kartini anak ke 5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Namun ia merupakan anak perempuan tertua dari semua saudara sekandungnya.


Kartini setelah dewasa dipersunting Bupati Rembang Raden Adipati Djojo Adiningrat pada 8 November 1903. RA Kartini tutup usia pada 17 September 1903. RA Kartini wafat di usia yang masih sangat muda, 25 tahun. 


Habis Gelap Terbitlah Terang. Selamat Hari Kartini 2024! Hari ini adalah momen yang istimewa di mana kelahiran sosok wanita hebat yang menginspirasi dan menjadi simbol emansipasi Wanita di Indonesia. Jadikan semangat juang Kartini sebagai motivasi perempuan di sekitar kita. (Demak MP Panjaitan/Pance)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • RA Kartini, Sang Pahlawan Nasional Pejuang Emansipasi Wanita

Terkini

Iklan