Menurut keterangan yang disampaikan salah seorang warga P. Panggabean kepada wartawan bahwa, pendistribusian septik tank ini kepada masyarakat seperti mau menjajakan pisang goreng, dan halo-halo kan kepada masyarakat siapa yang mau dibuatkan septik tank.
Menurut Panggabean kemungkinan pihak KSM awal nya telah mengujukan secara asal asalan nama-nama penerima manfaat dari septik tank ini katanya.
Sehingga setelah usulan KSM disetujui dan anggaran pun diplot oleh dinas PU kota Sibolga, KSM menjadi kesulitan mencari rumah masyarakat yang akan di buatkan septik tank, karena didesak waktu ahirnya pihak KSM menjadi seperti penjaja keliling menemui masyarakat untuk di buatkan septik tank di rumahnya.
Salah seorang warga lainnya yang tidak bersedia nama nya dalam berita kepada wartawan mengatakan Awalnya proyek ini sebenarnya jatah saya, tapi karena saya lihat ada dari pihak kelurahan lain terlibat maka saya tidak mau mengerjakan nya.
Di sebutkannya "pada saat ada salah seorang warga yang meninggal dunia dan pada saat itu bapak wakil walikota datang melayat, saya ditegur bapak wakil walikota dengan mengatakan" mengapa bermasalah pekerjaanmu itu, sudah sampai di jaksa itu, saya pun menjawab kepada pak wakil, semula memang saya yang dihunjuk untuk mengerjakan itu, tapi karena orang luar kelurahan ini yang terlibat manjadi saya tolak ungkapnya.
MN warga yang tidak bersedia nama lengkap nya di muat di media melanjutkan, pekerja itu semua mengeluh sama saya, pekerja itu mengeluhkan bahwa mereka hanya menerima upah borong per unit Rp 700.000, satu unit. Akan tetapi yang belanja semua matrial yang di gunakan ada oknum dari kelurahan lain yang menangani.
Menurut MN pekerja juga membertahu kepada saya bahwa, dari 38 set yang akan di kerjakan hanya 8 closet saja yang di ganti, dan sebanyak 30 closet tidak di ganti, dan yang paling lucu ketua KSM nya pergi keluar kerja makan upah sementara ada proyek atas nama nya sebagai ketua sebesar Rp 347 juta, berarti dia tercantum sebagai ketua di KSM tersebut hanya merupakan ali baba.
Dengan adanya sorotan dari beberapa warga masyarakat dan masalah nya di sebut telah sampai di kejaksaan, untuk menelusuri apakah inpektorat kota sibolga sudah melakukan audit atau perhitungan keuangan proyek ini, wartawan melakukan kepada kepala Inspektorat Kota Sibolga Iwan Simatupang di kantor nya tapi oleh staf nya mengatakan bahwa kepala Insprktorat sedang tugas luar, dan wartawan mencoba konfirmasi melalui WhatsApp, sampai berita ini di kirim ke meja redaksi tidak ada jawaban dari kepala inspektorat. (Herbert roberto sitohang)