Ada dua hal dalam Musrenbang ini yang saya katan pertama Musrenbang bagian dari mekanisme perencanaan pembangunan yang di atur oleh perundangan - undangan.
Yang kedua untuk menyerap Aspirasi dari kegiatan pembangunan, dengan pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up), mulai dari Musrenbang tingkat RW, Desa, mungkin juga sampai tingkat Kecamatan, kata Osin.
"Sedangkan jalur lainnya menurut Osin ada jalur Pokir Dewan, Pokir Bupati ada juga melalui jalur SKPD ini merupakan mekanisme perencanaan pembangunan."
Untuk yang urgent tentu saja pertama di Pangalengan ini soal ketimpangan ekonomi, kenapa di Pangalengan ini banyak yang stunting itu berawal dari ketimpangan ekonomi, ujar Osin.
Untuk itu Osin mengungkapkan, maka penting kita dorong keadilan ekonomi, kemudian juga pemerataan pembangunan, di segi bisnisnya harus kita dorong seperti di sektor pertanian dan wisata, ungkapnya.
"Di sisi lain Osin mengajak mari kita dorong pertanian supaya Pangalengan menjadi destinasi wisata, kemudian menjadi lumbung pangan" ajaknya.
Masih Osin menambahkan, terkait lahan di Pangalengan kebanyakan milik negara yang di kelola PTPN dan Perhutani, memang ini sebuah problem di sektor pertanian yang sudah menjadi mafhum. Pertama alih pungsi lahan dan ketika terjadi alih pungsi lahan di tanah-tanah warga otomatis yang di rugikan di bidang sektor pertanian, tambahnya.
Di Pangalengan sendiri memang agak menjadi problem matic, karena tadi tanahnya milik PTPN dan Perhutani, kedepannya ini perlu ada sebuah pola tanam yang harus betul-betul di rancang sesuai dengan keadaan tanah serta perlu teknologi yang lebih baik untuk para petani, pungkas Osin. (AS)