Iklan

terkini

Prihatin Kondisi Caleg Baru Dan Caleg Petahana Di Pemilu 2024

Staff Redaksi GAPTA Cyber
1/26/24, 17:11 WIB Viewer Today Last Updated 2024-01-26T11:05:49Z

Cirebon, Gaptacyber.com - Jumat, 26 Januari 2024. Tulisan sederhana ini merupakan catatan kecil caleg DPRD Tingkat I, Jawa Barat 12 untuk kiranya, membuka cakrawala pemikiran para calon dewan di pemilu 2024. 


Gus Maolana, yang dapat nomer urut 1 dari Partai PKN, mengamati bahwa saat ini masih banyak caleg yang masih awam saat mengikuti kontestasi pemilu 2024. Bagi caleg baru, rata-rata tidak faham tugas pokok dan fungsi ketika dirinya kelak terpilih menjadi anggota dewan. Bahkan saat ditanya tujuan mencaleg saja masih tidak jelas.


Para caleg petahana sekalipun, lebih banyak menawarkan kemudahan yang sebetulnya sudah ada sebelumnya, hal tersebut membuktikan bahwa tidak memiliki ide program baru bagi masyarakat. Contoh saat ini para calon dewan petahana menawarkan pembuatan KTP gratis dan bahkan selesai dengan cepat bisa ditunggu. Padahal pembuatan KTP itu  memang gratis.


Hal pengurusan KTP seolah menjadi kekuatan dan kehebatan kinerja Dewan petahana yang sedang mencalon periode kedua.


Seharusnya terkait pengurusan KTP yang seharusnya mudah tersebut menjadi hal yang biasa sebagai rutinitas Disdukcapil, yang pengawasannya oleh DPRD supaya berjalan lancar, harus cepat dan akurat juga pelayanannya, terutama pengawasan kinerja selama 5 tahun oleh dewan, saat tahun pertama dilantik sampai mencalon kembali saat ini.


Anehnya malah dijadikan momentum untuk meraih suara diakhir dengan kemudahan membuat KTP cepat, demi suatu tujuan meraih suara untuk menang. Harusnya kemudahan dan kecepatan itu bukan terjadi saat momentum dia nyaleg kembali, seharusnya sejak dilantik pertama hal kemudahan sudah terjadi.


Dan yang tidak luput dari penilaiannya bahwa teknis  mereka meraih suara adalah dengan iming-iming bantuan sosial dan atau proposal, tentunya itu bukan ide kreatif dan terobosan terkait masalah yang muncul dan terjadi di masyarakat. 


Harusnya lebih greget seperti solusi banjir, solusi memperbanyak lapangan pekerjaan, solusi pengurusan izin yang tidak berbelit, akses informasi yang akurat, bahkan harusnya mampu mencarikan solusi hal tidak produktifnya dinas-dinas pemerintah, tidak solutif dalam kinerja dan program kerja yang belum banyak berhasil sampai puluhan tahun sejak dinas itu ada.  


Yang tidak dilakukan adalah memberikan edukasi tugas pokok dewan dan alur sampainya aspirasi dari masyarakat dan keputusan aspirasi itu sendiri. Sehingga pendidikan politik sampai ke masyarakat jika para caleg turun dibekali keilmuan.


Hal lainnya, tidak juga menyampaikan kemajuan hasil kerja dewan saat sosialisasi dan menyampaikan juga keputusan - keputusan dewan yang telah di hasilkan oleh legislatif di kabupaten dan kota. 


Hal lain adalah bahwa mereka tidak memberikan edukasi terkait tujuan pemilu dan kriteria memilih anggota dewan yang baik untuk tujuan pemerintahan yang sesuai harapan masyarakat. Tetapi hanya fokus pada janji yang belum tentu bisa di realisasikan.


Mestinya, mereka memiliki bekal keilmuan yang cukup dalam hal keilmuan pengelolan pemerintah seperti apa yang baik supaya lebih berisi dalam sosialisasi, tujuannya supaya mampu memberi jalan keluar dari setiap problem yang muncul dimasyarakat, mampu pula menelorkan keputusan keputusan, perda - perda demi kepentingan masyarakat saat mereka di gedung dewan.


Pemilu 2024, belum berakhir, beliau berharap pemilu 2024 lebih banyak sisi demokratisnya, ketimbang pragmatisnya, lebih sedikit kecurangannya  dan jauh dari manipulasinya.


Bagi masyarakat bahwa pesta rakyat jangan salah di maknai. Pesta rakyat harus menjadi eforia masyarakat sebab akan memiliki pemimpin dan perwakilan yang baru, dengan harapan kebijakannya dan kondisi bangsa kita lebih baik dalam hal ekonomi, pelayanan dan keamanan.


Masyarakat jangan pula aji mumpung, siapa yang memberi itu yang di pilih, lebih baik titipkan aspirasi dengan harapan lapangan kerja lebih banyak, perbaikan infrastruktur lebih baik, serta  perizinan pengurusan kebutuhan lebih cepat. Dan ada yang lebih penting adalah terkait dunia pendidikan yang mahal tapi tidak memberikan efek kecerdasan terhadap anak bangsa ini.


Kondisi Indonesia yang begitu banyak kekayaan alamnya, semestinya dikelola dengan baik dan profesional, terutama dinas-dinas yang menangani bidang lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola SDM agar menghasilkan APBD/APBN/APBDes untuk tujuan lebih baiknya  kesejahteraan masyarakat.


Beliau titip, bagi para caleg yang nanti terpilih, agar berani tampil di depan, suarakan aspirasi, bela kepentingan masyarakat, tapi jangan lupa agar setiap persoalan ada data nya, agar setiap masalah dicarikan solusinya. Jangan lupa pula bahwa aturan yang dibuat harus menjadi solusi atas keluh kesah masyarakat.


Buatlah masyarakat faham makna pemilu yang benar, tujuan pemilu yang ideal agar output disetiap pemilu akan banyak ditemui solusi. Jangan jadi dewan yang hanya sekedar duduk tanpa aksi, tanpa bukti kinerja, sebab bukan seperti itu saat anggota dewan  dipilih dan terpilih. Ingat, tugas berat menanti saat terpilih sebagai wakil rakyat jika kita tidak berpihak pada yang memilih yaitu masyarakat, maka kita akan menjadi orang-orang yang celaka, Pungkas Gus Maolana. ( Gusmo )

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Prihatin Kondisi Caleg Baru Dan Caleg Petahana Di Pemilu 2024

Terkini

Iklan