Iklan

terkini

Lembaga KPU Telah Menjadi Corong Pemerintah Melalui Penyelenggaraan Debat Cawapres

Staff Redaksi GAPTA Cyber
12/23/23, 07:36 WIB Viewer Today Last Updated 2023-12-23T00:36:24Z

Bogor, Gaptacyber.com - Debat Cawapres baru usai dilaksanakan oleh Lembaga KPU. Ada hal yang cukup menarik untuk dijadikan sebagai Permenungan Dalam Keterperanjatan Publik, berikut ini:


Entah alasan apa dari KPU, dalam Debat Cawapres, justeru yang harus menyampaikan pesan Visi dan Missi terlebih dahulu adalah Cawapres no.2, tidak sesuai dengan nomor urut, yaitu Cawapres no.1 dan setelahnya Cawapres no.2 dan Cawapres no.3.


Tentu tidak salah, kalau ada opini, bahwa penyelenggaraan Debat Cawapres, sangat sarat dengan pesan dari pemerintah, hal mana pemerintah bersikukuh tentang program keberlanjutan (sesuai dengan Jargon Capres/Cawapres no.2 dan Capres/Cawapres no.3.


Tentu dalam hal ini, KPU ingin menggiring opini publik untuk menselaraskan program pemerintah dalam keberlanjutan, khususnya Proyek IKN.


Dengan ungkapan lain, bahwa KPU telah berhasil menciptakan kondisi emosional (bukan hanya para Cawapres, tidak terkecuali juga rakyat), untuk mengikuti irama pesan dari pemerintah melalui visi dan missi yang dipaparkan Cawapres no.2 dan itu sah-sah saja.


Sekalipun substansi yang dipaparkan Cawapres no.2 sangat normatif dan tergambar jelas, sangat mutlak pesanan Istana.


Sangat disayangkan, visi dan missi yang dipaparkan oleh Cawapres berikutnya (karena terjebak oleh paparan Cawapres no.2), tidak atau miskin gagasan dalam pemberdayaan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia secara komprehenshif dan sangat fundamental bagi Indonesia kedepan.


Kalau saja paparan Visi dan Missi, terlebih dahulu disampaikan oleh Cawapres no.1, irama Debat Capres akan berbeda.


Selain hal-hal diatas, yang cukup menarik untuk dijadikan sebagai Permenungan Dalam Keterperanjatan berikutnya adalah, kemampuan rentang waktu yang tepat (memanag waktu), baik ketika penyampaian Visi dan Missi yang dipaparkan Cawapres no.2, maupun dalam menjawab atas pertanyaan Cawapres no.1 dan Cawapres no.3 atau ketika Cawapres no.2 menyampaikan pertanyaan. 


Hanya orang-orang yang sudah terbiasa dan sangat profesional saja, berkemampuan memanag waktu dalam Acara Debat yang diikat oleh waktu dalam penyajian materi bahasan.


Sangat wajar kalau muncul pertanyaan, ada apa KPU melaksanakan Debat Cawapres diselenggarakan di hotel? 


Bukankah Hotel banyak kamar yang dapat atau bisa dijadikan ruangan studio, sebagai tempat sutradara dalam mengatur, mengarahkan dan menjalin komunikasi dengan para pemain atau pelaksana di lapangan atau bahkan dengan pemeran utama dalam mementaskan sebuah naskah drama?


Jauh sebelumnya, pakar telematika Roy Suryo menghawatirkan akan adanya cheating (curang) dalam pelaksanaan debat Cawapres yang akan diselenggarakan di hotel dan sehingga mendorong KPU melalui akun media sosial pribadinya, bukan hanya podium yang dibuat dari bahan akrilik, supaya transparan, tapi untuk mendorong KPU untuk meniadakan Head-set yang ditempelkan di kuping.


Kehawatirah itu telah menjadi kenyataan.


Terbukti Cawapres no.2 (Sdr Gibran) menggunakan pengeras suara atau mic tiga sekaligus, yaitu: Clip-on, Hand-held dan Head-set.


Clip-On yang berfungsi untuk mengambil suara dalam melakukan audio visual, Had-Set sebagai alat untuk bisa mendengarkan pesan suara dari operator, yang bisa secara bersamaan si penerima mengikuti pesan suara operator, Hand-Held, alat yang dapat memberi kesan dan pesan realis.


Seharusnya KPU sanggup menyampaikan pesan independensi kepada khalayak, dengan membersihkan semua peralatan elektronik yang menempel di badan/tubuh para Capres/Cawapres, kecuali alat yang telah disediakan oleh KPU dan harus seragam bentuk dan fungsinya, sebagai perangkat dalam Debat Cawapres dan Debat Cawapres.


Jelas terlihat jelas dengan sangat telanjang, bahwa Lembaga KPU harus belajar dari dunia kampus untuk melakukan UJI NYALI dan UJI KWALITAS untuk sosok Capres/Cawapres melalui Debat Capres/Cawapres (tentu terlalu naif kalau Anggota Lembaga KPU tidak memiliki latar belakang akademik. Artinya dalam Debat Capres/Cawapres harus bisa seperti cara-cara mimbar akademik dalam melaksanakan acara Debat Terbuka).


Pantas saja, Cawapres no.2 (Sdr.Gibran) selalu mengelak dan menghindar atau tidak mau untuk diuji kemampuan dan kwalitas oleh Lembaga Akademik, sebab hawatir penggalan syair lagu yang dibawakan oleh Matta Band bisa berkumandang setiap waktu: "Dari awal aku tak pernah percaya kata-katamu, Karena ku hanya melihat semua dari parasmu.


Oo..kamu ketahuan.." 

(dan seterusnya).


Wallohu'alam Bisshowab.


Penulis : M.Idris Hady

Sekjen ADA API

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Lembaga KPU Telah Menjadi Corong Pemerintah Melalui Penyelenggaraan Debat Cawapres

Terkini

Iklan