Peristiwa tersebut sangat mengejutkan warga yang terkena dampak, ini lantaran mereka mengaku tidak pernah mengajukan pinjaman ke PNM.
Ada 560 warga desanya yang terdampak permasalahan tersebut, kata Kaur Umum Desa Sukabakti " Kartini ".
Pinjaman fiktif itu berjumlah ratusan ribu hingga Rp 2 juta, menyasar warga di enam rukun warga (RW).
"Iya, memang betul banyak warga yang ada di data PNM, tapi tidak merasa melakukan pinjaman. Data jumlah (sementara) yang sudah masuk ke desa ada 407 orang," terangnya saat diwawancarai awak media, Selasa (18/7/2023).
Ia mengatakan, pihak Desa saat ini sedang melakukan pendataan serta klarifikasi bagi warganya merasa jadi korban.
Saat ini, pihak yang diduga bertanggung jawab atas penyebaran data dan hutang yang tidak diakui oleh warga masih dalam proses penyelidikan, tandasnya.
Ini masih dalam penyelidikan jadi belum menentukan siapa siapanya. Iya (datanya bocor)," ungkapnya.
Sinta, salah satu korban mengatakan, kabar tersebut pertama kali diketahui oleh seorang tetangganya, yang menginformasikan tentang keberadaan hutang tersebut.
Ada dugaan bahwa data pribadi seperti kartu keluarga (KK) dan kartu tanda penduduk (KTP) ratusan warga tersebut disalah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Pelakunya kami tidak tahu, betul tidak tahu. mohon kepada aparat kepolisian dan penegak hukum supaya mengusut usut tuntas. Jangan sampai data KK warga tersebar dan disalah gunakan seenaknya oleh oknum yang tidak bertanggung jawab," Pungkas Sinta. ( Tim/Red )
