Seperti di beritakan oleh beberapa media online pada bulan puasa lalu, wartawan yang meliput pekerjaan pembangunan jalan sentra tani, di usir oleh kepala desa. Belakangan di ketahui penyebab pengusiran wartawan tersebut. Karena saat ini pekerjaan jalan rabat beton yang tidak di ketahui berapa jumlah dana desa yang di gunakan untuk pembuatan jalan tersebut sudah rusak parah. Hal ini menunjukkan bahwa bangunan tersebut asal jadi, dan di duga demi mencari keuntungan yang besar.
Kepala desa kepahiang, kecamatan luas ini seolah kebal hukum. Karena terlihat dari arogansi nya selaku pejabat desa yang tidak mau di kritik sekalipun dia salah. Karena saat pembangunan tahap pertama wartawan sudah mengingatkan untuk tidak mengurangi material semin saat melakukan pengecoran jalan rabat beton tersebut, akan tetapi di tahap dua mala pekerjaan jalan itu lebih parah dari tahap pertama. Karena kondisi jalan saat ini sudah rusak parah, koral dan batu nya sebagian sudah tak terlekat semin dan pasir lagi. Walaupun Baru-baru ini jalan tersebut di poles dengan acian semin lagi. Akan tetapi pekerjaan tersebut tetap tidak kan awet. Karena yang di poles hanya atas jalan saja.
Oleh karena itu inspektorat kabupaten kaur di minta serius dalam melakukan audit investigasi dalam pekerjaan pembangunan rabat beton tersebut. Dan di minta bekerja sama dengan aparat penegak hukum dalam pengauditan pekerjaan tersebut. Kekurangan dan kelalaian tersebut juga tak luput dari kurangnya pengawasan pendamping desa dan pendamping tiknis dalam melaksanakan pembangunan di desa.
Kinerja pendamping teknis dan pendamping desa di pertanyakan, jangan sampai cuma makan gaji buta saja. Sebab di luas ini ada beberapa desa yang pekerjaannya di duga dapat menimbulkan kerugian negara. Mulai dari pencurian batu di sungai, pekerjaan rabat beton yang tidak sesuai SOP. ( Bisman )
